WOW 800 Patung Raksasa Aneh dan Misteri Pulau paskah

Sering kita melihat patung dengan berbagai bentuk yang berbeda beda dan ukuran yang beda pula, kalau melihat patung berukuran besar tinggi di jaman moderen mungkin sudah tidak aneh lagi karna di zaman moderen ini teknologinya sudah memadai untuk membuat patung berbagai bantuk dan berbagai ukuran, tapi kalau patung yang ukurannya besar dan bentuknya aneh di buat dalam jumlah banyak pula di temukan di 1200 tahun yang lalu gimana mereka membuat patung tersebut dengan peralatan yang sederhana, 



Moai, patung Rapa Nui yang misterius itu berdiri kokoh dalam diam, tapi bercerita banyak tentang penciptaan mereka. Balok batu diukir berbentuk kepala, tinggi rata-rata mereka adalah 13 kaki atau sekitar empat meter, dengan berat luar biasa, 14 ton.



Upaya membangun monumen itu, memindahkannya di sekitar Pulau Paskah, pastilah sangat besar. Namun, tak ada yang tahu persis apa alasan pendatang di Rapa Nui mengerjakan tugas berat itu. Ahli sejarah berspekulasi, Moai diciptakan untuk menghormati leluhur, kepala, dan tokoh penting lain.

Secara geografis Pulau Paskah adalah sebuah pulau di Cile di sebelah tenggara Samudera Pasifik, bagian paling Tenggara Segitiga Polinesia. Yang sangat dikenal di sana, ada 887 patung-patung monumental, disebut Moai, diciptakan pada masa awal Rapa Nui.

Secara geografis Pulau Paskah adalah sebuah pulau di Cile di sebelah tenggara Samudera Pasifik, bagian paling Tenggara Segitiga Polinesia. Yang sangat dikenal di sana, ada 887 patung-patung monumental, disebut Moai, diciptakan pada masa awal Rapa Nui.
Tetap saja, tidak ada bukti tertulis, juga sangat sedikit sejarah lisan yang ada di pulau itu sehingga tak mungkin memastikannya. Masyarakat Polinesia berkembang di lokasi yang sepertinya mustahil didiami. Jiwa tangguh mereka berlayar dengan armada perahu cadik kayu menuju satu titik kecil di belantara Samudra Pasifik.Di pulau terisolasi, 2300 mil atau sekitar 3700 meter dari barat Amerika Selatan dan 1.100 mil atau sekitar 1.770 kilometer dari pulau tetangga terdekat, orang-orang Rapa Nui mengembangkan budaya arsitektur dan artistik berbeda, seperti dilansir dari laman National Geographic.

Budaya itu mencapai puncaknya pada abad ke-10 sampai abad ke-16. Yaitu, ketika para pendatang di Rapa Nui mengukir dan mendirikan sekitar 900 Moai di penjuru pulau. Banyak yang berpendapat, musnahnya Rapa Nui disebabkan bencana lingkungan yang mereka ciptakan sendiri. 

Hancurnya ekosistem Pulau Paskah

Tidak Past, kapan Awal mula pulau ditempati. Dikirakan berkisar dari  800 sampai 1200 Masehi. Seberapa cepat ekosistem di Pulau Paskah hancur juga masih diselimuti misteri. Namun, faktor utama tampaknya akibat pemotongan jutaan pohon raksasa untuk membersihkan ladang atau dengan membuat api.

Ada kemungkinan tikus Polinesia yang datang dengan para pendatang telah memakan cukup benih dan memusnahkan pohon-pohon di sana. Hilangnya pohon dari tanah vulkanik subur diakibatkan oleh erosi hebat.

Saat bangsa Eropa tiba pada 1722, mereka menemukan sebagian besar Pulau Paskah tandus, hanya segelintir penduduk di sana.

Nama Pulau Paskah diberikan oleh orang Eropa yang pertama kali menginjakkan kaki di pulau tersebut. Jacob Roggeveen adalah penjelajah Belanda yang menemukan pulau pada hari Minggu Paskah, 5 April 1722, saat dia sedang mencari pulau David.

Roggeveen menamakannya Paasch-Eyland yang berarti Easter Islanda atau Pulau Paskah.

Sekarang, banyak wisatawan datang berkunjung. Sebagian besar mengunjungi tambang Rano Raraku, yang dulunya menghasilkan batu untuk membuat seluruh Moai di pulau itu. Penduduk kuno Rapa Nui meninggalkan tambang dalam kondisi menarik.

Tempat itu menjadi rumah untuk sekitar 400 patung yang tampak sedang dalam tahap penyelesaian.

Sementara itu, hampir di seluruh Pulau Paskah, banyak Moai kembali pada proses penciptaan awal. Kondisi Moai memburuk, kembali ke ukiran batu polos. Batu vulkanik Moia tunduk pada proses pelapukan alam.

Perlu upaya konservasi untuk membantu melestarikan Rapa Nui  sebagai batu warisan dunia di masa sekarang yang menakjubkan negara.

Komentar